A. DEFINISI
Low Back Pain (LBP) atau nyeri pinggang merupakan keluhan keua terbanyak di bidang neurogi setelah nyeri kepla dan merupakan keluhan ketiga sebagai alas an pasien datang berobat ke dokter. Insiden berkisar 10-20% penduduk. Hampir 20% orang mengalami nyeri pinggang setiap yahun. Sebanyak 80% orang dewasa yang mengalami nyeri pinggang datang ke tempat praktek sebagai keluhan utama. Dan hanya sekitar 10-20% saja yang itemukan diagnosisnya secara pasti, sedangakan 80-90% tak ditemukan diagnose pastinya. Paling banyak adalah nyeri pinggang mekanik yaitu 97% dari seluruh kasus nyeri pinggang, Sebanyak 90% keluhan akan hilang dalam waktu kurang lebih 2 minggu, 3 bulan setelah onset. Nyeri pinggang sertingkali menimbulkan dampak sosioekomoni bagi peneritanya bahkan bagi Negara. Di Amerika serikat paling tidak pemerintah mengeluarkan dana 50-100 milyar pertahun antara tahun 1999-2004 untuk penderita nyeri pinggang, akibat tidak dapat menjalankan pekerjaannya secara optimal.
B. EPIDEMIOLOGI
Nyeri pinggang idiopatik yaitu akibat strain (otot) dan sprain (ligament) merupakan penyebab tersering (70%) dari LBP mekanik 80-90% sembuh dalam 2-6 minggu, 30 -70% akan berulangdan 5-10% menjadi kronik. Dapat mengenai usia antara 25-60 tahun dan paling sering (peak) mengenai usia 40-45 tahun. Tidak membedakan ras dan jenis kelamin. Sebagin besar penderita nyeri pinggang mengatasi keluhannya sendiri tanpa mencari pengobatan medic (Rahmawati, 2006)
C. DEFINISI DAN ETIOLOGI
Nyeri pinggang idiopatik atau non spesifik atau juga disebut juga nyeri pinggang non radikuler adalah nyeri pinggang yang tidak ditemukan adanya gejala dan tanda neurologic. Secar umum nyeri terlokalisis pada “spine” dan atau paraspinal dan tidak dijalarkan ke tungkai, sehingga dapat dikatakan tidak berhubungan dengan kompresi radiks spinalis.
Pada beberapa kepustakaan disebutkan bahwa nyeri pinggang idiopatik diakhibatkan strain (oto) atau sprain (ligament) disebut juga sebagai nyeri pinggang akut (acute low back pain) atau lumbago, atau sindroma lumbar. Sebagian juga dapat menjadi nyeri inggang idiopatik kronik.
Strain (otot) atau sprain (ligament) terjadi bil otot / ligament menglami regngan berlebihan (overstretched) dan koyakan (tear). Nyeri ini sdisebut nyeri tarikan (pulled muscle(, dapat diakibatkan oleh karena keceakaan, salah melakukan pemanasan (warming up) sebelum aktifitas fisik atau buruknya fleksibilitas otot. Beberapa factor resiko yang dapat menyebabkan nyeri pinggang idiopatik adalah :
a. Sering mengankat beban berat
b. Berat badan berlebih atau obesitas
c. Postur yang buruk
d. Melakukan aktifitas berulang termasuk twisting.
e. Merokok.
D. KLASIFIKASI
Klasifikasi Low Back Pain :
Klasifikasi Nyeri pinggang dapat dibedakan menjadi :
a). traumatic atau non-traumatik dengan tau tanpa gangguan neurologic
b). primer atau sekunder dengan atau tanpa gangguan neurologic
c). akut atau kronik dengan atau tanpa gangguan neurologic
d). spesifik atau non spesifik dengan atau tanpa gangguan neurologic.
Klasifikasi lain yaitu membagi kelompok nyeri pinggang menjadi:
a). non spesifik atau idiopatik
b). mekanikal
c). noeplastik
d). inflamatorik
e). vascular
f). rujukan (referred)
Ada juga yang mengelompokkan menjadi :
1 . No nerve involvement ( non-radicular)
a. Mechanical low back or leg pain (97%)
i. idiopatik (lumbarstrain or sprain) (70%)
ii.Disk and facet degeneration
iii. Osteoporotic compression fracture
iv.Spondylolisthesis
v. Congenital disease ( kyphosis, scolosis, transitional vertebrae)
b. Non-Mechanical spinal condition (1%)
i. Neoplasia (myeloma, metastases/primary, lymphoma/leukemia)
ii.Infection (osteomyelitis, setic discitis. abscess, shingles)
iii. Inflamatory Arthritis (associated with HLA-B27)
A. Ankylosing spondylitis
B. Psoriatic
C. Reiter syndrome
D. Inflamatory Bowl Disease
iv.Osteochondrosis
v. Paget disease
2. Nerve root involvement (radicular)
a. Herniated disk/Cauda equine syndrome (4%)
b. Spinal Stenosis (3%)
c. Compression fracture (4%)
d. Spinal cord tumor / peripheral nerve neuropathy
3.Referred Pain – visceral disease (2%)
a. Pelvic organs (prostate, endometrosis, PID)
b.Renal ( stones, infection, abscecc)
c. Aoetic aneurysm, retroperitoneal neoplasm/infection)
d. Gastrointestinal (pancreatitis, cholecystitis, penetrating ulcer)
E. PATOGENESIS
Tiga jenis otot yang mengelola tulang belakan adalah :
- Otot-otot ekstensor ( otot-otot punggung dan glutea)
- Otot-otot fleksor (otot-otot abdomen dan illiopsoas)
- Otot-otot oblik atau rotator ( otot-otot yang terletak lateral / side muscles)
Otot-otot yang sering terjadi strain adalah otot-otot fleksor, daerah pinggang cenderung sering terjadi strain karena perananya dalam fungsi menjaga beratbadan dan terlibat dalam aktivitas gerakan. Strain otot lumbal terjadi bila serabut-serabut otot mengalami segangan abnormal. Sprain lumbalterjadi bila ligament yang berfungsi sebagai jaringan oengikat kuat tulang mengalami koyakan pada pelekatanya. Kedua hal tersebut diatas dapat terjadi akibat cedera mendadak atau overuse secaragradual. Sehingga akan terjadi suatu reaksi ilflamasi pada jaringan lunak yang menyebabkan nyeri dan spasme otot.
Nyeri pinggan idiopatik dapat menjadi kronik bila nyeri menetap lebih dari 3 bulan. Beberapa factor yang dapat menyebabkan nyeri menjadi kronik atau menetap adalah
- Work related injury, terutama bila lingkungan pekerjaan tidak mendukung terhadap postur tubuh sepeti : membungkuk atau meliuk saat mengangkat beban.
- Ergonomic yang buruk untuk pekerjaan yang memerlukan posisi tertentu dan dalam jangaka waktu yang lama (terus menerus) duduk atau berdiri dalam waktu lama.
- Adanya penyakit degenerative seperti arthritis pada vertebrata dengan tau tanpa gangguan pada diskus.
Hal tersebut diatas dapat menyababkan gangguan pada vertebrata dan persendiannya sehingga menyebabkan spasme otot. Otot yang mengalami injury biasanya terjadi pemendekan abnormal dengan menigktnya tonus dan ketegangan yang mengahkibatkan spasme dan kontraksi berlebihan. Postulat Simon menyebutkan bahwa dalam kondisi abnormal terjadi pelepasan asetilkholin yang meningkat dan berlebihan pada neurotransmitter junction yang akan membangkitkan kontraksi otot-otot terus menerus sehingga menyebabkan nyeri dan disfungsi pada kontraksi otot ekstrafusal.
Faktor psikologik sering kali berperan dalam terjadinya atau adaptasi terhadap nyeri pinggang konik. Beberapa ahli menyebutkan bahwa fakto psikologik seperti ansietas, depresi sebagai penyebab utama nyeri pinggang. Seperti lingkaran setan, apakah nyeri menyebabkan strees atau stress menyebabkan nyeri namaun baik ansietas maupun deprei keduanya menyebabkan bertambahnya strain pinggang dan nyeri.
F. GEJALA
Beberapa gejala dan tanda klinis yang dapat ditemukan adalah sebagai berikut :
1. Nyeri dan spasme terjadi segera setelah cedera otot atau dalam 4 jam setelah cidera.
2. Spasme otot dapat terjadi baik pada saat aktifitas maupun istirahat.
3. Nyeri dioerberat dengan aktifitas dan biasanya membaik dengan istirahat.
4. Nyeri terisolir di daerah pinggang dapat dijalarkan ke pantat tetapi tidak dijalarkan ke tungkai.
5. Rasa kaku didaerah pinggang yang menyebabkan keterbatasan gerak terutama dalam moving bending ke depan, ke samping atau straightening.
6. Kemungkinan didapatkan bengkak atau memar diarea yang mengalami cedera.
7. Untuk nyeri akut, nyeri menetap maksimal biasanya sampai dengan 2 minggu.
8. Ansietas atau depesi sering dijumpai pada nyeri pinggang kronik.
Sedangkan berdasarkan berat koyakan (tears) pada otot dapat dibagi dalam 3 derajat :
Derajat 1 :
- Rasa kaku di pinggang
- Masih dapat berjlan dengan baik
- Kemungkinan terjadi pembengkakakn ringan
Derajat 2 :
- Mungkin dapat berjalan dengan baik
- Kadang-kadang terjdi nyeri yang bersifat menusuk (twinges) pasa saat aktifitas.
- Terjadi pembengkakan ringan
- Nyeri tekan.
Derajat 3 :
- Tidak dapat berjalan dengan baik.
- Nyeri berat.
- Pembengakakan nyata yang muncul setelah injury
- Kontraksi statis terasa nyaeri dan dapat menimbulkan “benjolan” pada otot.
Derajat ini sering digunakan petugas medis pada olhragwan bila terjado strain atau sprain secara umum untuk menentukan terapi / tindakan medic yang harus dilakukan atau untuk menentukan layak tidaknya atlit ikut serta lembali dalam suatu kompetisi setelah mengalami cedera.
G. DIAGNOSIS
Diagnosis terutama ditegakan berdasarka anamnesis yang teliti serta gejala klinik yang dijumpai melalui pemeriksaan umum dan neurologic untuk menyingkirkan adanya deficit neurologi serta adanya penyakit serius yang mendasarinya. Apabila tidak dijumpai tanda – tanda red flags dan pemeriksaan fisik normal, diagnosis nyeri pinggang iiopatik dapat dipertanggung jawabkan.
Spotting the red flags
- Lower extremity weakness
- Saddle anesthesia
- Urinary retention or incontinence
- Fecal incontinence or loss of anal sphincter tone
- Recent significant trauma.
- Pulsatile abdominal mass
- Sign and symtoms of peripherai ischemia
- Immunosuppresion
- Intavenous drug use
- Current or recent infection
- History of cancer
- Night pain
- Fever, night sweats and weight loss
Pemeriksaan penunjang hanya dilakukan apabila nyeri menetap lebih dari 2 minggu, atau dijumpai warning sign seperti kelemahan tungkai, usia lebih dari 50 tahun, riwayat keganasan, terjadi penurunan berat badab secar signifikan, atau dijumpai demam, dapat dilakukan pemeriksaan X-ray, MPI, CT-Csan atau Bone Scan.
H. TERAPI
Pengelolaan dapat dilakukan sebagai berikut :
1. Non Operatif
- Bed rest biasanya 1-3 hari, istirahat yang terlalu lama akan menyebabkan kelemahan otot dan dapat meningkatkan kekakuan otot yang dapat menimbulkan nyeri dan rasa tidak nyaman.
- Fisiotherapi, stretching dan strengthening otot-otot pinggan, tungakai dan abomen sangat penting. Dapat dilakukan traksi pelvis, gentle massage, therapy panas dan dingin, ultrasound, stimulasi elektrik otot.
- Pemeberian obat-obat anti inflamasi (NSAID) dan relaksan otot. Bila nyerinya berat dapat ditambah dengan analgetik.
- Injeksi local kortikosteroid
- Pemberian anti depresan.
2. Operatif.
Dilakukan hanya sebagai cadangan pada pasien nyeri pinggangyang berat yang tidak mengalamiperbaikan dengan terapi non opertaif.
Pencegahan
Beberapa tips yang dapat membantu mencegah terjadinya nyeri pinggang yang berkaitan dengan strain dan sprain :
1. Melakukan strengthening otot-otot abdomen untuk meningkatkan stabilitas tulng belakang. Berenang, bersepeda statis dan jalan cepat merupakan aktifitas aerobic.
2. Menggunakan teknik yang benar dalam mengangkat beban berat.
3. Pertahankan posisi yang benar saat duduk dan berdiri. Hindarkan berdiri dalam waktu lama, bila memang diharukan dalam melakukan pekerjaan, usahakan menggunakan stool, untuk mengistirahatkan kaki secara bergantian. Bila bekerja dengan duduk, pastikan tempat duduk mempunyai sandaran punggung, sandaran lengan dan tempat duduk bisa berputar. Gunakan stool dibawaj kaki selama duduk, sehingga posisi lutut lebih tinggi dari pangul.
4. Gunakan bantal kecil dibelakang pinggang saat duduk atau menyetir dalam waktu lama. Bila menyetir jarak jauh, usahakan istirahat sambil berjalan-jalan sesaat. Usahankan temapt duduk saat menyetir nyaman, sedapat mungkin menghindari posisi membungkuk.
5. Pada saat tidur tidur melekuk dengan posisi fetal dengan menjepit bantal di kedua tungkai. Bila tidur terlentang letakkan bantal d bawah lutut untuk mengurai tekanan.
6.Hindarkan memakai sepatu dengan hak tinggi. Gunakan hak yang tidak keras.
I. PROGNOSIS
Prognosis sangat baik, akan mengalami perbaikan nyata dari cedera lumbal strain atau sprain. Dengan fisiotherapy dan pemberian medikamentosa secara adekuat, 90% pasien mengalami penyembuhan dalam waktu 1 bulan. Namun demikian nyeri pinggang strain dapat menjadi kronik bila tidak dilakukan penglolaan secara benar termasuk perubahan perilaku yng dapat menyebabkan strain atau sprain lumbal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar